Restorasi Teologi " Meluruskan Pemikiran Harun Nasution "

Forumrohissekadau.blogspot.com--Setelah berlalu 40 tahun, kekeliruan pemikiran teologi Prof Dr Harun Nasution kembali diungkap. Hal itu terungkap dalam acara bedah buku berjudul “Restorasi Teologi: Meluruskan Pemikiran Harun Nasution” (Bandung: Nuansa Aulia, 2013), di IAIN Imam Bonjol, Padang, Rabu (18/09/2013).  Buku itu adalah buah karya Dr. Eka Putra Wirman, dosen fakultas Ushuluddin IAIN Padang.
Yang bertindak sebagai pembedah adalah Prof. Dr. Duski Samad, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Padang  yang juga mantan murid Harun Nasution di Pasca Sarjana UIN Jakarta dan Dr. Adian Husaini, Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Islam, Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Hadir juga dalam acara tersebut, sejumlah professor  yang pernah menjadi murid Nasution dan beberapa dosen serta mahasiswa IAIN Padang.
Acara dibuka olehRektor IAIN Padang  yang diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. Syafruddin M.Ag.
Melalui kajiannya terhadap kitab Hasyiah, karya Syeikh Muhammad Abduh, Dr. Eka membuktikan bahwa kesimpulan Harun Nasution tentang teologi Muhammad Abduh adalah keliru.
Melalui bukunya, Muhammad Abduhdan Teologi Rasional Mu’tazilah (UI Press, 1987), Harun Nasution menyimpulkan bahwa Muhammad Abdul adalah penganut teologi Mu’tazilah. Bahkan, dalam pernyataannya yang lain, Harun Nasution menyatakan, bahwa Muhammad Abduh lebih Mu’tazilah ketimbang Mu’tazilah.
Buku Harun Nasution tersebut merupakan intisari disertasi doktornya di Mc Gill University Canada tahun 1968 yang berjudul“The Place of Reason in Abduh’s  Theology: Its Impact on His Theological  System and Views”.
Kesimpulan itulah yang dibuktikan kekeliruannya oleh Dr. Eka.
Hasil kajian terhadap kitab Hasyiah dan RisalahTauhid, menunjuk kan dengan jelas, bahwa Syeikh Muhammad Abduh bukanlah penganut Mu’tazilah, tetapi penganut Ahlus Sunnah dan pembela Imam Asy’ari.  
Bahkan, berulang kali, dalam kitabnya, Syeikh Muhammad Abduh menyebut logika-logika Mu’tazilah sebagai “dangkal”, “tidak filosofis”, dan “bodoh” (man laaaqlalahum). 
“Bagaimana mungkin Harun Nasution bisa menyimpulkan hal yang 180 derajat bertentangan dengan fakta isi Kitab Hasyiah karya Muhammad Abduh?” kata Eka, yang menyelesaikan Doktornya tahun 2003 di Qarawiyin University,  Maroko. 
Pada kesempatanitu, Dr. Adian Husaini menyatakan, bahwa temuan Dr. Eka Putra Wirman menyangkut Harun Nasution itu merupakan temuan penting, karena selama berpuluh tahun gagasan pembaruan studi Islam Harun Nasution didasarkan atas klaim keunggulan Mu’tazilah atas Ahlus Sunnah.
“Klaim Harun Nasution itu pun keliru, karena selama ratusan tahun umat Islam mencapai kejayaannya justru dengan berpijak atas teologi Ahlus Sunnah,” papar Dr. Adian yang memaparkan sejumlah tulisan Harun Nasution tentang keunggulan Mu’tazilah.
Lebih jauh, Adian juga mengajak para akademisi untuk mengevaluasi gagasan pembaruan studi Islam setelah 40 tahun berjalan.
“Terbukti, ide untuk memajukan studi Islam agar mengikuti teologi Mu’tazilah dan metode orientalis telah gagal memajukan studi Islam di Indonesia,” kata Dr Adian.
Prof. Dr. Duski Samad menyatakan, bahwa dalam dunia akademis, tradisi kritik perlu ditumbuhkan. Sebagai mantan murid Harun, ia menunjukkan berbagai fakta tentang kesalehan pribadi Harun. Sejumlah hadirin juga mengapresiasi “keberanian” Dr. Eka dalam mengkritik pemikiran Harun Nasution secara mendasar, mengingat banyak murid Harun telah menjadi guru besar di berbagai perguruan tinggi.
 Adian mengusulkan agar dilakukan muzakarah para pakar untuk mengkaji temuan Dr. Eka, agar tercapai pemahaman yang lebih komprehensif dan aplikatif.*


Sumber : www.hidayatullah.com
Share this post :

Posting Komentar

Admin

 
Sekretariat : Forum Rohis Sekadau | FORKAS | Jalan Merdeka Timur Km 4 Sekadau Kalbar
Copyright © 2013. Forum Rohis Kabupaten Sekadau - All Rights Reserved
Template di edit oleh Logita Anugraha di publikasikan Oleh Forum Rohis Sekadau
didukung Oleh Blogger